Bea Masuk Kakao Bebani Daya Saing

Bea Masuk Kakao Bebani Daya Saing
Bea Masuk Kakao Bebani Daya Saing
JAKARTA - Asosiasi Industri Kakao Indonesia (AIKI) memproyeksikan produksi kakao pada tahun depan naik sebesar 280 ribu ton. Sebelumnya dalam kurun setahun dari 2009 ke 2010, mereka berhasil menaikkan produksi dari 130 ribu ton menjadi 180 ribu ton. Naiknya produksi kakao dalam negeri tersebut karena pemberlakuan bea keluar yang efektif April 2010 lalu. Sementara pada 2014 pihaknya menargetkan bisa memproduksi sebanyak 600 ribu ton.

Direktur Eksekutif AIKI Sindra Wijaya mengatakan, tambahan hasil produksi tersebut berasal dari pabrik yang kembali beroperasi. "Padahal tahun lalu, banyak pabrik yang sempat menghentikan produksinya. Nah tahun 2010 kembali beroperasi setelah pemerintah mengeluarkan bea keluar," kata Sindra, kemarin.

Ditambah, ada produsen yang melakukan peningkatan kapasitas produksi. Dia menyebutkan, di antaranya PT. Cocoa Ventures Indonesia di Medan dan PT. Bumitangerang Mesindotama di Tangerang. "Dua pabrik tersebut beri kontribusi 50 persen dari total produksi nasional. Ke depan, pabrik pengolahan kakao akan bertambah seperti Guan Chong yang berasal dari Malaysia," urainya.

Dijelaskan, pasar ekspor kakao antara lain ke Amerika, Eropa, Tiongkok dan Timur Tengah. Akan tetapi, dia mengeluhkan, tingginya bea masuk kakao olahan di negara tujuan ekspor tersebut. Disebutkan, tarif masuk kakao sebesar 7-9 persen. Sementara suplai dari negara penghasil di Afrika sebesar 0 persen. "Hal itu membuat kakao olahan kita kurang bersaing," katanya.

JAKARTA - Asosiasi Industri Kakao Indonesia (AIKI) memproyeksikan produksi kakao pada tahun depan naik sebesar 280 ribu ton. Sebelumnya dalam kurun

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News