Bea Masuk Kakao Bebani Daya Saing

Bea Masuk Kakao Bebani Daya Saing
Bea Masuk Kakao Bebani Daya Saing
Kendati demikian, lanjut Sindra, prospek industri kakao terutama hilir ke depan bakal potensial. Terutama di pasar domestik yang konsumsi kakao masih rendah, yakni 1 kg per kapita. Sementara di Eropa tingkat konsumsinya sudah mencapai 10 kg. "Misalnya, dengan jumlah penduduk 230 juta dengan asumsi kenaikan konsumsi 1 kg sudah menyerap 230 ribu ton kakao," tandasnya.

Sedangkan potensi pasar ekspor masih berlaku untuk negara tertentu. Dia mengatakan, negara yang masih potensial seperti di Asia Pasifik. Seperti di Tiongkok, India dan Korea yang mengalami pertumbuhan rata-rata konsumsi sebesar 20 persen per tahun. Dan, Jepang lebih tinggi yakni mencapai 40 persen. Sedangkan, market Amerika dan Eropa sudah penuh.

Lebih lanjut dikatakan pemerintah harus bisa menjamin pertumbuhan industri kakao. Yakni, peraturan bea keluar yang telah dibuat harus dilaksanakan sebab itu menjamin masuknya investor. "Selan itu, perlu Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk produk cokelat. Di Eropa, syarat produk coklat harus memakai minyak coklat atau minyak nabatinya dibatasi 5 persen," ucapnya. (res)

JAKARTA - Asosiasi Industri Kakao Indonesia (AIKI) memproyeksikan produksi kakao pada tahun depan naik sebesar 280 ribu ton. Sebelumnya dalam kurun


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News