Beasiswa Dibatalkan, Mimpi Mahasiswa Papua Barat Berantakan
University of South Australia dalam pernyataannya mengatakan telah bekerja sama dengan siswa dan pemerintah Papua sejak permulaan studi dua tahun yang lalu.
"Kami terus menyediakan berbagai dukungan bagi siswa di masa yang menyulitkan ini," ujar juru bicara universitas tersebut.
Setidaknya 84 mahasiswa di Amerika dan Kanada, ditambah 41 siswa di Selandia Baru, juga telah diberitahu pemerintah Papua bahwa beasiswa mereka telah habis dan mereka harus pulang.
Program terkendala masalah administrasi
Beasiswa pemerintah Papua bertujuan untuk meningkatkan pendidikan bagi siswa di sana, namun program tersebut seringkali terkendala masalah administrasi.
Beberapa mengatakan tunjangan hidup mereka senilai A$1,500 (Rp15 juta) per bulan, dan biaya kuliah, kadang-kadang terlambat dibayarkan.
Ini menyebabkan para siswa tidak dapat mengambil mata kuliah dan kesulitan untuk membayar sewa rumah.
Efika mengatakan keterlambatan pembayaran ini turut menghambat kegiatan akademisnya.
Ia mengatakan butuh waktu sekitar empat semester untuk menyelesaikan studi penerbangannya, tetapi dengan belum dibayarnya uang kuliah, ia tidak dapat mempelajari beberapa aspek.
Lebih dari 140 siswa asli Papua Barat di Australia, Selandia Baru, Kanada, dan Amerika Serikat telah dihentikan beasiswa pemerintah mereka tanpa peringatan
- Direksi ASABRI Mengajar Para Mahasiswa Magister Universitas Pertahanan
- Mahasiswa Minta Pemerintah Tegas Tindak Oknum Nakal Sesuai Putusan MK 136/2024
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Eramet & KBF Berikan Beasiswa untuk Mahasiswa Indonesia Timur, Ini Harapan Gubernur Sulut
- Sebanyak 96 Mahasiswa Presentasikan Hasil Riset di Knowledge Summit