Beasiswa Dibatalkan, Mimpi Mahasiswa Papua Barat Berantakan

ABC telah melihat faktur dari sekolah penerbangan Efika, Hartwig Air, yang jatuh tempo pada 2018 tetapi tidak dibayar sampai dua tahun kemudian.
Biaya untuk satu semester saat ini, senilai A$24.500 (Rp260 juta), dibayar terlambat lebih dari tiga bulan, pada bulan Oktober tahun lalu.
Efika mengatakan ada saat-saat ketika ia merasa ingin menyerah.
"Apa gunanya belajar jika hal-hal ini menunda studi saya?" katanya.
Efika yakin ia bisa lulus lebih cepat jika uang kuliahnya dibayar tepat waktu.
Hartwig Air menolak untuk berkomentar.
Laporan akademis yang dikeluarkan oleh sekolah Efika pada Februari tahun ini mengatakan ia "mengalami banyak kemajuan dalam penerbangan " dan mendapatkan hasil yang baik pada sebagian besar ujiannya.
Efika mengatakan keputusan untuk mengirimnya pulang sekarang tidak masuk akal karena biaya untuk semester ini sudah dibayar.
Lebih dari 140 siswa asli Papua Barat di Australia, Selandia Baru, Kanada, dan Amerika Serikat telah dihentikan beasiswa pemerintah mereka tanpa peringatan
- Universitas Terbuka Luluskan 29 PMI di Korea Selatan
- Prodi DKV Untar Dorong Kreativitas dan Bisnis Lewat Pameran CREBO Season 2
- Menko Yusril Pastikan RI Lindungi WNI yang Hadapi Masalah Hukum di Luar Negeri
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Diskusi UU TNI di Kampus, Pangdam I/BB: Kami Terbuka terhadap Kritik