Beban Baru, Kenaikan Tarif Dasar Listrik
jpnn.com - Perekonomian Indonesia pada tahun depan menghadapi tantangan berat. Pemerintah mengaku telah menyiapkan program untuk menggenjot pertumbuhan. Antara lain, pada awal tahun 2015 akan meluncurkan layanan satu pintu untuk memudahkan investor.
Tahun depan, rakyat Indonesia akan menghadapi beban baru, kenaikan tarif dasar listrik (TDL). Kenaikan ini dinilai banyak kalangan akan semakin membebani perekonomian masyarakat, setelah belum lama ini pemerintah mengerek kenaikan harga bahan bakar (BBM) bersubsidi.
Beban ekonomi rakyat tidak itu saja, belakangan ini nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga mengalami pelemahan yang cukup dalam. Dari kisaran Rp 12.000-an pada bulan lalu, sampai menembus angka Rp 12.900 per dolar AS. Sejumlah analis ekonomi menghitung, melemahnya rupiah akan membuat inflasi pada tahun ini mencapai 8 persen, posisi tertinggi dari yang diperkirakan berada di rentan 7,5 persen sampai 8 persen.
Bagaimana nasib perekonomian Indonesia pada tahun 2015? Kebijakan apa yang akan diambil pemerintah untuk menekan inflasi? Berikut ini pandangan Menko Perekonomian Sofjan Djalil kepada Rakyat Merdeka (Jawa Pos Group).
Bagaimana Anda melihat tantangan perekonomian Indonesia tahun 2015?
Pertama, akan ada tekanan eksternal, saya melihat kondisi ekonomi internasional tidak terlalu menggembirakan. Pertumbuhan ekonomi di China lebih rendah dari yang diharapkan, kemudian Eropa dalam kondisi sakit. Selain itu, harga komoditas akan jatuh sekali, seperti minyak, sawit, dan mineral lainnya. Yang tumbuh hanya Amerika Serikat. Semua itu akan berimplikasi pada ekonomi domestik.
Penguatan ekonomi AS baru-baru ini memberikan dampak negatif terhadap perekonomian domestik. Bagaimana Anda melihat itu?
Itu terkait dengan rencana Amerika menaikkan suku bunga. Hal itu berdampak kepada nilai tukar rupiah. Tetapi, penguatan ekonomi Amerika sebenarnya membuka peluang kepada kita untuk meningkatkan ekspor ke Amerika. Tapi, kalau di lihat secara keseluruhan, faktor eksternal berat, tidak terlalu menggembirakan.