Beban Bunga Pinjaman Siaga Lebih Tinggi
Jumat, 28 November 2008 – 07:44 WIB
JAKARTA - Beban bunga pinjaman siaga dipastikan lebih tinggi dibandingkan utang luar negeri biasa. Namun jika dibandingkan imbal hasil atau yield surat berharga negara (SBN) saat pasar lesu, bebannya masih lebih murah. Rahmat mengatakan pinjaman siaga atau DDO diberikan berdasarkan trigger terkait kondisi market dan makroekonomi. Sehingga untuk mencairkan pinjaman ini, kondisi pasar harus benar-benar tidak bisa diakses karena ketatnya likuiditas. Juga bisa karena peningkatan risiko sehingga yield menjadi tinggi.
"Menurut estimasi kami kemungkinan term and conditions akan berbeda dengan program loan dalam interest rate-nya. Mungkin juga ada biaya-biaya yang lain. Akan tetapi jauh lebih murah dan jangka waktunya bisa panjang dibandingkan dengan utang luar negeri (biasa)," kata Dirjen Pengelolaan Utang Departemen Keuangan Rahmat Waluyanto di kantornya, Kamis (27/11).
Baca Juga:
Bunga program loan kerap didasarkan pada LIBOR (London Interbank Oferred Rate) plus marjin. Bunga LIBOR berjangka 1 tahun saat ini mencapai 2,8 persen. Sehingga bunga pinjaman siaga dipastikan akan jauh lebih tinggi dari itu. Berbeda dengan pinjaman program, kata Rahmat, pinjaman siaga termasuk kategori deffered draw down (DDO) atau utang yang dicairkan dalam kondisi tertentu.
Baca Juga:
JAKARTA - Beban bunga pinjaman siaga dipastikan lebih tinggi dibandingkan utang luar negeri biasa. Namun jika dibandingkan imbal hasil atau yield
BERITA TERKAIT
- SheTrades Buka Peluang Pengusaha Perempuan RI Go International
- TDN Hadir di Purwokerto, Wujud Komitmen Penuhi Kebutuhan Daging Masyarakat
- Kideco Berkomitmen untuk Menyempurnakan Kualitas Laporan Berkelanjutan
- Shell Membantah Bakal Tutup SPBU di Indonesia
- BTN Raih Penghargaan di Ajang LinkedIn Talent Awards
- Melalui UMK Academy, Pertamina Dukung UMKM Bersaing di Tingkat Global