Beban Utang Pemerintah Dinilai Masih Rendah
Sementara itu, pertumbuhan PDB per kapita riil dunia hanya 2,2 persen. Di sisi lain, beban utang pemerintah dinilai masih rendah dan kinerja fiskal pemerintah dinilai moderat.
S&P memproyeksikan rasio utang pemerintah stabil selama beberapa tahun ke depan.
S &P juga memprediksi defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) membaik.
Hal itu seiring dengan permintaan global dan peningkatan daya saing Indonesia yang stabil. Namun, Darmin meragukannya.
’’Jujur saja, kita masih bergulat soal itu, baik di (neraca) migas maupun nonmigas,’’ ucapnya.
Keraguan tersebut timbul karena isu perang dagang menghangat. Dampak yang dirasakan secara global bukan hanya pada arus perdagangan barang dan jasa, melainkan juga menjalar ke pasar keuangan hingga minat investasi global.
Menurut mantan gubernur Bank Indonesia (BI) itu, Indonesia memang sudah menunjukkan performa yang baik dalam pertumbuhan ekonomi di tengah berbagai risiko global.
Namun, jika perang dagang tersebut terus berlanjut, akan sulit bagi Indonesia maupun negara-negara lain untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.
Lembaga pemeringkat Standard & Poor’s (S&P) menaikkan kembali rating utang Indonesia satu tingkat menjadi BBB dengan outlook stabil.
- Eksaminasi Putusan PTUN, IKADIN Soroti Peran Kekuasan Kehakiman
- Sri Mulyani Beberkan Kabar Baik soal Kondisi APBN
- Menkeu Sri Mulyani Mewanti-wanti soal Utang Indonesia 2025, Hati-Hati!
- Utang Indonesia Turun di Awal 2024, Ini Penyebabnya
- Kabar Terkini Utang Indonesia, Meningkat Lagi, Untuk Apa?
- Utang Indonesia Naik 2,7 Persen, Sebegini Nilainya