Bebas dari Gitmo, Gabung Al Qaidah
Rabu, 28 Januari 2009 – 08:27 WIB
RIYADH - Mendekam di penjara teror Teluk "Gitmo" Guantanamo, Kuba, tidak membuat dua pria Arab Saudi ini jera. Tidak lama setelah dibebaskan dari penjara berpengamanan berlapis itu, dua mantan napi Gitmo tersebut malah bergabung dengan Al Qaidah cabang Yaman.
Berita tersebut membuat pemerintah Yaman gelisah. Apalagi setelah menyatakan bergabung dengan Al Qaidah, keduanya hilang dari rumah. Pemerintahan Perdana Menteri (PM) Ali Mohammed Mujur khawatir, keduanya kembali melancarkan aksi-aksi radikal khas militan Al Qaidah. Apalagi, bersamaan dengan itu, Kedubes Amerika Serikat (AS) di sana diancam teror bom.
"Dua warga Saudi yang tergabung dengan Al Qaidah Yaman terlibat dalam program rehabilitasi untuk menghadapi ideologi kekerasan dan mengintegrasikan militan ke dalam masyarakat," terang Jenderal Mansour al-Turki, Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Saudi, seperti dikutip The Christian Science Monitor kemarin (27/1). Tapi, yang dia maksud bukan dua mantan napi Gitmo tersebut.
Ini semakin menjadi bukti betapa rumitnya persoalan Gitmo. Pemerintahan Presiden AS Barack Obama yang sejak awal menggebu-gebu hendak menutup penjara teroris itu pun tidak bisa begitu saja melakukannya. Sebab, ratusan tersangka teror yang telanjur mendekam di dalamnya, akan mendatangkan masalah keamanan tersendiri bagi negara asal mereka.
RIYADH - Mendekam di penjara teror Teluk "Gitmo" Guantanamo, Kuba, tidak membuat dua pria Arab Saudi ini jera. Tidak lama setelah dibebaskan
BERITA TERKAIT
- Kang TB Sodorkan 4 Catatan Kritis soal Joint Statement Maritime RI-Tiongkok
- Temui Para Taipan Tiongkok, Prabowo Amankan Investasi Rp 156 Triliun
- Ditunjuk Jadi Wakil Ketua Delegasi, Raja Juli Mendampingi Hashim ke Forum COP29
- Prabowo Ingin Berguru dari China Cara Mengatasi Kemiskinan
- Inilah Misi Prabowo ke China, Ada soal Pemberantasan Kemiskinan
- PPI Munich Gelar Sports and Culinary Festival Perdana di Munich