Bebas Panas Abu Vulkanik berkat Tujuh Bantal
Kisah Warga dan Relawan yang Selamat dari Letusan Merapi
Sabtu, 30 Oktober 2010 – 07:50 WIB

SELAMAT: Poniman dan keluarganya selamat dari awan panas Gunung Merapi. Foto: KARDONO SETYORAKHMADI/Jawa Pos
Akhirnya, istri Ponimin punya akal. Dia mengambil tujuh bantal dan satu sajadah. Mereka kemudian menaruh satu bantal di depan untuk pijakan. Kemudian, yang belakang mengambil bantal. Lantas, yang sudah berdiri di atas bantal menaruh bantal dari belakang itu ke depan secara estafet. Persis seperti outbound.
Dengan cara itu, mereka bergerak pelan. Jangan ditanya soal sport jantung. "Kami tak bisa bergerak cepat. Padahal, sering terdengar suara gemuruh dari puncak Merapi. Bila ada wedhus gembel, kami semua ya selesai sudah," ungkap Pandu yang saat itu melangkah dengan menggendong cucu Ponimin yang paling kecil. Mereka berjalan estafet sejauh lebih dari 1,5 km sebelum ada kendaraan yang sudah menanti. Akhirnya, mereka dibawa ke pengungsian sebelum dibawa ke Rumah Sakit Ghrasia untuk dirawat.
Ponimin mengalami luka bakar stadium dua dan Pandu mengalami luka bakar stadium satu. Luka Pandu lebih ringan karena dia memakai sepatu gunung yang tebal. "Baru terasa sakit setelah di rumah sakit. Pas jalan dengan bantal, sakitnya tidak terasa. Hanya terasa panas," ucapnya.
Meski mengalami kejadian sangar, Ponimin dan Pandu tidak kapok. Ponimin tetap bertekad untuk tidak pindah rumah dan Pandu tetap akan menjalankan tugas sebagai relawan. "Bagaimanapun, Merapi adalah rumah kami. Kalau ada apa-apa, ya kami bahu-membahu untuk membantu korban," tegas Pandu. Selain Pandu, Haryana, seorang relawan Gunung Merapi, nyaris kehilangan nyawa kala menolong puluhan warga di Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, saat terjadi letusan Senin petang lalu.
Saat ribuan warga turun gunung untuk mengungsi, ada puluhan lainnya yang tetap nekat bertahan. Sebagian tewas dihujani wedhus gembel. Ada sekitar
BERITA TERKAIT
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri