Bebaskan Sepak Bola dari Politik!
Selasa, 17 Maret 2009 – 08:53 WIB
SEBAGAI orang yang kalau di luar negeri saya sangat membangga-banggakan demokrasi di Indonesia, saya agak kecewa dengan larangan sepak bola selama masa pemilu legislatif. Kesannya, larangan itu seperti membenarkan bahwa sebenarnya Indonesia ternyata belum siap dengan demokrasi. Memang masalahnya, antara lain, juga ada di sepak bola sendiri. Pertama, sepak bola sudah sangat berbau politik. Pengurus sepak bola juga memanfaatkan sepak bola untuk kepentingan politiknya. Pemilihan pengurus sepak bola memakai pertimbangan politik juga.
Larangan sepak bola itu, menurut pendapat saya, menjadi salah satu cacat demokrasi kita. Seolah-olah kita tidak bisa melakukan pemilu kalau masih ada sepak bola. Artinya, pelaksanaan demokrasi di Indonesia masih ada catatannya. Demokrasi dengan catatan.
Saya yakin, penyebabnya adalah kurang gigihnya pengurus sepak bola dalam memperjuangkan dirinya. Pada masa lalu, ketika demokrasi belum sehebat dan sedewasa sekarang, sepak bola bisa berjalan lancar. Mengapa kian lama justru kian ada masalah?
Baca Juga:
SEBAGAI orang yang kalau di luar negeri saya sangat membangga-banggakan demokrasi di Indonesia, saya agak kecewa dengan larangan sepak bola selama
BERITA TERKAIT