Bebek Wuhan
Oleh: Dahlan Iskan
.jpeg)
jpnn.com - Saya suka makan Pecel Madiun. Di Madiun maupun di Surabaya. Di Suabaya, Mbak Naning adalah langganan saya. Juga pecel Bu Kus.
Motto pecel Bu Kus sangat baiknya: ''Dari Tradisi untuk Masa Kini''. Saya makan pecel Bu Kus pekan lalu. Di Polda Jatim. Dikemas dalam kotakan. Modern sekali kemasannya. Tradisional sekali rasanya.
Setelah Idulfitri kemarin saya juga baca iklan kosmetik yang menggelitik: "Hati Sudah Bersih, Waktunya Membersihkan Kulit". Pasti itu iklan skin care yang dikaitkan dengan selesainya bulan puasa penebusan dosa.
Lalu, dua hari lalu, di Wuhan, Tiongkok, kami menemukan tekad dari sebuah perusahaan bebek di sana: Menduniakan bebek dan Membebekkan Dunia.
Di Wuhan, setelah ke pabrik mobil tanpa pengemudi, kami memang berkunjung ke pabrik bebek. Inilah pabrik bebek terbesar di dunia. Pabriknya sampai 120 hektare.
Namanya: Zhou Hei Ya.
"Hei Ya" artinya "bebek hitam". "Zhou" diambil dari nama pemiliknya: bermarga Zhou.
Kami beruntung. Pendiri, pemilik, sekaligus CEO Zhou Hei Ya menyambut kedatangan kami. Orangnya gempal, kepalanya hampir tidak berambut, pakai kaus lengan pendek seperti saya. Sepatunya kets. Umurnya sekitar 50 tahun.