Bebek Wuhan
Oleh: Dahlan Iskan
.jpeg)
"Orang yang berbisnis makanan itu harus berhati baik," ujarnya. "Kalau tidak berhati baik tidak akan sukses," tambahnya.
Banyak filsafat bisnis yang dikemukakan kepada kami di kunjungan itu. Misalnya, "berbisnis itu jangan semata mengejar keuntungan."
Makanan, menurut Mr Zhou, tidak mengenal negara, suku, agama, golongan. Apa pun agamanya, orang harus makan. Maka, seharusnya, makanan bisa menjadi pemersatu bangsa.
"Saya ingin makanan Tiongkok diterima di seluruh dunia. Dan makanan dari seluruh dunia bisa diterima di Tiongkok," katanya.
Meski pabrik bebek ini terbesar di dunia, ia tidak punya peternakan bebek. Bebek-bebek itu dipasok oleh pemasok dari wilayah sekitar Wuhan.
Pabrik bebek tinggal menerima bebek sudah dalam keadaan dipotong dan dibersihkan. Sayap sudah dikumpulkan sesama sayap. Leher sesama leher. Ceker sesama ceker.
Sampai di pabrik potongan bebek itu dicuci lagi dengan air steril. Pakai mesin. Dipotong-potong lagi menjadi lebih kecil. Pakai mesin. Direbus dengan bumbu. Pakai mesin. Dikemas. Pakai mesin.
Didistribusikan ke seluruh negara. Juga diekspor. Belum sampai Indonesia, tetapi tinggal tunggu waktunya.