Beda Agama, Pasangan Indonesia di Adelaide Rayakan 50 Tahun Pernikahan
Pindah ke luar negeri bukan karena perbedaan agama
Suharto mengatakan kepindahan keluarga barunya ke Australia bukanlah disebabkan karena perbedaan agama tersebut.
Suharto di tahun 1960-an sudah bekerja di perusahaan bernama Hutama Karya dan setelah beberapa tahun merasa bahwa karirnya di perusahaan tersebut tidak akan berkembang hebat karena jenjang karir yang terbatas.
Suharto pada awalnya menulis kepada sekitar 20 negara untuk menyatakan keinginannya tinggal di luar, namun pilihan pertama tersebut tidak termasuk Australia.
"Kebetulan di Hutama Karya waktu itu ada Pak Subagio yang menyarankan untuk pindah ke Australia, dan banyak membantu kepindahan saya ke Adelaide," katanya.
Dalam perjalanan pernikahan, pasangan Suharto-Ursula dikarunia dua anak, Sonny yang lahir di tahun 1974 dan Ade di tahun 1978.
Keduanya dibesarkan dalam acara Katolik, dan Suharto juga mengatakan semuanya demi kepraktisan.
"Semua agama itu baik adanya. Di tempat kami tinggal di Adelaide, banyak sekolah Katolik yang bagus. Jadi mereka disekolahkan di sana. Juga waktu itu orang Islam di Adelaide sangat sedikit sekali," katanya.
Ketika tiba di Australia di awal tahun 1970-an Suharto tidak menngalami kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan.
Mungkin tak banyak pasangan suami-istri yang menikah beda agama dan bisa langgeng menjalin rumah tangganya, seperti yang dialami pasangan Suharto dan Ursula Kusmidiarti yang kini tinggal di Adelaide, Australia Selatan
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata