Beda Agama Sampai Kawin Lari, Alasan Warga Asing Mengikat Cinta di Depan Penghulu Australia

Sebelum 2008, jumlah celebrant yang beroperasi di satu area dibatasi. Tetapi setelah aturan ini dihapus, profesi ini banjir peminatnya di Australia.
"Saya beruntung karena menjadi celebrant di masa-masa awal, jadi bisa membangun bisnis saya sebelum pasar menjadi jenuh," kata Liz.
Celebrant Indonesia di Australia
Susanna Ichwandi, WNI yang tinggal di kawasan pemukiman Chatswood sekitar 10 kilometer dari pusat kota Sydney, juga menekuni profesi celebrant saat jumlah celebrant belum terlalu banyak.

Lowongan pekerjaan untuk menjadi celebrant ditemukannya 11 tahun yang lalu.
"Kebetulan melihat koran lokal ada iklan untuk jadi selebran pernikahan. Lalu saya cari tahu apa sih selebran itu dan pasarnya siapa."
Sembari menelusuri informasi tentang profesi ini, Susanna menemukan bahwa belum ada orang Indonesia yang berprofesi sebagai celebrant.
"Yang bisa Bahasa Melayu atau Indonesia ada, tapi bukan orang Indonesia."
Jika upacara pernikahan di Indonesia identik dengan pemuka agama, di Australia, pernikahan pada umumnya diresmikan oleh mereka yang dikenal dengan sebutan 'celebrant'
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia