Beda Bersih Karena Baru Dibersihkan

Oleh Dahlan Iskan

Beda Bersih Karena Baru Dibersihkan
Dahlan Iskan di dalam kereta kereta bawah tanah di Pyongyang, Korea Utara. Foto: disway

Bahkan tidak banyak tong sampah. Di pinggir jalan sekali pun. Yang di negara kita sering terlihat tongnya pun sudah begitu jeleknya. Sudah menjadi sampah itu sendiri.

Kualitas jalan, kualitas berm, kualitas trotoar dan kualitas tamannya memang bukan yang kualitas tinggi. Sedang-sedang saja. Tapi bersihnya itu lho!

Saya bisa membedakan bersih dadakan, bersih belum lama dan bersih kultural. Saya mengambil kesimpulan: bersihnya kota Pyongyang bukan bersih mendadak.

Bukan bersih ‘belum lama dibersihkan’. Bersihnya karena akar kebersihan sudah begitu dalam.

Dan sungai-sungainya itu.
Bersih luar biasa.
Pinggirnya.
Tengahnya.
Hulunya.
Hilirnya.

Banyak kota bersih. Tapi hanya di jalan-jalan utamanya. Banyak kota indah. Hanya bagian tertentunya.

Pyongyang  bersih di seantero wilayahnya. Bandingkan dengan kota-kota modern di Tiongkok. Atau kota-kota di Indonesia. Yang dapat Adipura sekali pun. Pyongyang di atas semua itu.

Tentu juga jangan dibandingkan dengan kota seperti Perth, Australia Barat. Yang begitu komplitnya: indah, bersih, megah, makmur menjadi satu.

Di Jakarta memang banyak lokasi indah. Makmur. Dan bersih. Seperti di SCBD. Tapi tidak jauh dari situ sudah terlihat kampung miskin. Kumuh. Kotor.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News