Beda Setelan Duo McLaren
Minggu, 12 September 2010 – 18:18 WIB
PASANGAN McLaren-Mercedes, Jenson Button dan Lewis Hamilton, kemarin (11/9) gagal meraih pole position di Monza. Tapi, keduanya mendapat sorotan khusus. Sebab, keduanya mengendarai mobil dengan setting yang berbeda ekstrem. Button pakai setelan high downfoce dipadu F-duct, sedangkan Hamilton pakai sayap tipis alias low downforce. Di Monza, McLaren rupanya bingung, pakai F-duct atau tidak. Kalau pakai F-duct, maka harus tetap pakai sayap besar, dan itu justru membuat top speed tidak maksimal di Monza. Meski dampak positifnya, mobil jadi menikung lebih cepat (atau lebih mudah dikendalikan).
Di Monza, yang punya karakter supercepat (penuh trek lurus), mobil F1 umumnya menggunakan sayap seminimal mungkin. Tidak perlu banyak downforce (daya tekan), yang penting minim drag (tahanan angin) dan melaju sekencang mungkin di trek lurus.
Tahun ini, McLaren menjadi pionir pemakaian F-duct. Yaitu saluran angin yang mengarahkan semburan angin dari depan (lubang "F" di atas kokpit) ke arah sayap belakang. Ketika pembalap menutup lubang saluran itu secara manual (dengan tangan atau lutut), maka angin ke sayap belakang tertahan (stall), membuat mobil bisa melaju lebih cepat di trek lurus. Ketika saluran dibuka, sayap belakang berfungsi "normal," punya downforce tinggi dan membuat mobil menikung secepat mungkin.
Baca Juga:
PASANGAN McLaren-Mercedes, Jenson Button dan Lewis Hamilton, kemarin (11/9) gagal meraih pole position di Monza. Tapi, keduanya mendapat sorotan
BERITA TERKAIT
- Patrick Kluivert jadi Pelatih Timnas Indonesia, Bung Kus Berkomentar Begini
- Raih Hasil Apik di Laga Uji Coba, Kesatria Bengawan Solo Percaya Diri Menatap IBL 2025
- Diragukan Bisa Bersaing Raih Gelar di IBL 2025, Satria Muda Siap Beri Pembuktian
- Tim Aprilia MotoGP Memperpanjang Kontrak Lorenzo Savadori
- Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert Sebut Shin Tae Yong
- Malaysia Open 2025: Penakluk Jojo Memukul Lapangan Sampai 3 Kali