Beda TG dan GA
TG sudah tidak punya lagi rute penerbangan ke Amerika. Padahal, dulu, TG itu gagah sekali. Jauh lebih gagah dari GA. Sang TG pernah punya penerbangan nonstop jarak jauh: dari Bangkok ke New York. Juga dari Bangkok ke Los Angeles.
Saya pernah naik TG dengan rute yang amat jauh: dari Madrid ke Bangkok, nonstop. Kecewa. Salah saya sendiri. Saya kurang cerewet bertanya. Waktu itu saya membeli tiket first class. Agar bisa tidur enak.
Ternyata first class di jurusan itu sama dengan business class: kursinya hanya bisa disandarkan sedikit –tidak bisa dibuat hamparan datar. Itu memang sudah lama sekali. Belakangan, di beberapa penerbangan, tempat duduk business class pun sudah bisa dibuat rata seperti tempat tidur.
Padahal penerbangan Madrid-Bangkok waktu itu penuh sekali. Begitu panjang rute ini. Begitu penat. Saya menyesali diri sepanjang perjalanan. Sejak itu, setiap membeli tiket kelas bisnis selalu saya tanyakan posisi kursinya seperti apa.
Saya termasuk sering naik TG. Terutama kalau lagi sulit mendapat tiket jurusan Hong Kong-Jakarta. Jadilah Hong Kong-Bangkok-Jakarta.
Tak terbayangkan bahwa TG akhirnya mengalami kesulitan besar seperti sekarang ini. Lebih sulit dari GA.
Kesulitan yang sudah biasa didengar adalah dari Malaysia Airlines System (MAS). Pemerintah Malaysia tidak henti-hentinya menyuntikkan dana. Pun tidak membuat MAS kunjung sehat. Pernah dikeluarkan dari BUMN. Malah mau mati. Dimasukkan lagi. Sama saja.
TG sendiri sebenarnya sudah berupaya menyelesaikan utangnya di luar pengadilan. Kreditor juga setuju bahwa utang harus direstrukturisasi. Bunga harus dipangkas. Jangka pengembalian harus diperpanjang. Beberapa aset harus dijual.