Bedah Rahim Di Australia Ketinggalan Zaman
Para perempuan Australia harus menderita menjalani operasi pengangkatan Rahim atau histerektomi invasif karena ginekolog belum memperbarui keterampilan bedah mereka. Demikian dikatakan peneliti dan gynecologist dari Universitas Queensland.
Profesor Andreas Obermair mengatakan sekitar 28.000 wanita Australia dalam setahun menjalani operasi histerektomi, dimana 35 hingga 40 persen dari mereka menjalninya melalui operasi dengan membuka bagian perut.
Namun dia mengatakan jumlah operasi terbuka ini perlu dikurangi secara drastis dikurangi dengan operasi melalui lubang di tubuh atau vagina.
"Semua masyarakat [medis] menyarankan kita harus membatasi histerektomi perut dan pendekatan operasi terbuka hanya untuk kasus-kasus di mana itu benar-benar diperlukan," katanya.
Photo: Professor Andreas Obermair merekomendasikan operasi melalui pelubangan di anggota tubuh atau laparoskopi. (Supplied: University of Queensland)
"Risiko termasuk rasa sakit – sangat jelas ketika Anda memotong perut akan ada rasa sakit, pendarahan, hematoma, pemulihan yang lebih lambat dan juga infeksi."
Profesor Obermair mengatakan operasi laparoskopi, atau operasi melalui lubang kecil, lebih baik untuk pasien.
"Pemulihan sebagian besar membaik dan lebih cepat," katanya.
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat