Bedanya, Anies-Sandi dan Ahok-Djarot di Medsos
Menurutnya, konten terpecah efektif untuk diterapkan diawal kampanye namun agak sulit ketika bergerak di ruang elektabilitas yang sempit.
Kata "Bersama" efektif dimainkan oleh tim Anies-Sandi, direplikasi, diturunkan menjadi program kerja.
"Dalam kampanye politik di media sosial, keseragaman grafis, typografi, warna, dan slogan politik sangat dibutuhkan agar pendukung punya sasaran yang fokus dan terarah," imbuhnya.
Sementara itu dari segi partai, dia menjelaskan Gerindra dan PKS tampak menyumbang kontribusi sangat besar dalam kampanye Anies-Sandi di media sosial.
Dalam metrik media sosial yang diamati Intrans bisa terlihat aktivitas dukungan yang dilakukan jejaring akun resmi Gerindra dan PKS terhadap kubu Anies-Sandi.
"Gerindra dengan jumlah fans terbesar di Facebook Fanpage ditambah kekuatan organik dari followers dan tim PKS, membuat konten Anies-Sandi mampu menyebar dengan cepat, viral dan organik," ungkapnya.
Kubu Ahok-Djarot mampu mengimbangi dengan jejaring media sosial PDIP, akun PDIP adalah Parpol terbesar kedua setelah Gerindra dalam jumlah followers dan fans di Facebook, Instagram, Twitter dan Youtube. A
palagi kekuatan dari jejaring media sosial PDIP terletak pada akun-akun individu para kader yang jumlahnya tidak sedikit.
- Anies Dukung Pramono – Rano Karno, Brando Susanto: Jakarta Jadi Contoh Demokrasi yang Sejuk
- Sukarelawan PMJ Ajak Warga Jakarta Tak Pilih Pemimpin yang Melukai Hati Umat
- 7 Hari Jelang Pencoblosan Pilkada, Hasto: Banyak Kandidat dari PDIP Berasal dari Rakyat
- Pemuda Pancasila Dukung RIDO di Pilkada DKI Karena Diyakini Mumpuni
- Gandeng Klub Sepak Bola Jurnalis, KPU DKI Ajak Masyarakat Berkontribusi di Pilkada
- Kampanye Akbar Ridwan Kamil-Suswono Bakal Dihadiri 20 Ribu Orang, Dimeriahkan Dewa 19