Begini Analisis Peneliti Bencana ITS soal Gempa Malang
jpnn.com, SURABAYA - Peneliti senior dari Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim (Puslit MKPI) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Amien Widodo menyebut gempa di Kabupaten Malang terjadi akibat adanya aktivitas zona subduksi.
Hal itu terbentuk akibat tumbukan lempeng Indo-Australia dengan lempeng Eurasia yang terjadi sekitar 200 kilometer dari pantai selatan Jawa.
"Akibat posisi tumbukan yang miring, maka sepanjang jalur tumbukan dua lempeng tersebut terjadilah gempa," kata Amien, Minggu (11/4).
Menurut dosen Departemen Teknik Geofisika ITS itu, kejadian tersebut hal yang lumrah mengingat letak geografis Indonesia berada pada pertemuan tiga lempeng utama dunia, yaitu Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur, gempa Malang yang tidak berpotensi tsunami ini terasa hingga di 17 kabupaten/kota di Jawa Timur.
Dilansir dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa berada di 90 kilometer barat daya Kabupaten Malang dan berpusat di Laut Banda yang berada di lepas pantai dengan kedalaman 25 kilometer.
"Titik gempa itu memang sudah lumrah menjadi penyebab terjadinya gempa di daerah sekitarnya," ucap Amien.
Dia menjelaskan tumbukan dua lempeng tersebut terus mengalami pergeseran yang kecepatannya mencapai tujuh sentimeter per tahun.
Amien Widodo menyatakan penyebab gempa di Kabupaten Malang karena adanya aktivitas zona subduksi.
- Khofifah-Emil Punya Komitmen Konkret Menjadikan Jatim Episentrum Ekonomi Indonesia Timur
- Khofifah Dinanti untuk Lanjut Pimpin Jatim 2 Periode, Masyarakat Sudah Rasakan Banyak Manfaat
- PDIP Ajak Masyarakat Pilih Pemimpin yang Bawa Jatim dan Surabaya Lebih Maju
- Jadikan Jatim Tetap Aman, Khofifah-Emil Didoakan Kiai NU Meraih Kemenangan
- Usut Kasus Korupsi Dana Hibah Jatim, KPK Periksa Sejumlah eks Anggota DPRD
- Gus Syaikhul Ali Sebut Coblos Khofifah-Emil jadi Pilihan Tepat untuk Melanjutkan Kemajuan Jatim