Begini Cara Amerika Memperlakukan Imigran di Tengah Wabah Virus Corona, Teganya

Begini Cara Amerika Memperlakukan Imigran di Tengah Wabah Virus Corona, Teganya
Imigran Amerika Selatan kocar kacir menghindari gas air mata di perbatasan Meksiko - Amerika Serikat. Foto: Reuters

jpnn.com, WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) terus melanjutkan proses deportasi ribuan migran, meski negara asal mereka tengah dilanda wabah virus corona. Bahkan, imigran yang sudah dinyatakan positif virus corona tidak luput dari kebijakan kontroversial tersebut. 

Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Selasa (21/4) bahwa Gedung Putih akan menangguhkan imigrasi penerima izin tinggal sementara atau kartu hijau (green card) selama 60 hari.

Menurut The Washington Post, sejak COVID-19 melanda AS, otoritas imigrasi negara tersebut telah mendeportasi puluhan migran yang terinfeksi. Hal tersebut membuat pemerintah di Meksiko, negara-negara Amerika Tengah, dan Karibia kesulitan menangani hal tersebut.

Dalam sebuah surat elektronik (surel) ke kantor berita itu, Penegakan Bea Cukai dan Imigrasi AS mengatakan mereka telah mendeportasi 2.985 orang dalam 11 hari pertama di bulan April, tanpa menjawab pertanyaan mengenai kelanjutan proses deportasi selama pandemi.

Meksiko dan Haiti telah melaporkan kasus terkonfirmasi COVID-19 di kalangan para migran yang dideportasi baru-baru ini dari AS, kata para pejabat setempat pada Selasa, selain puluhan warga Guatemala yang diterbangkan pulang oleh bea cukai AS sejak akhir Maret yang terkonfirmasi COVID-19 setelah kembali.

Di Negara Bagian Tamaulipas, Meksiko, para pejabat mengatakan bahwa negara bagian itu menerima sekitar 100 orang yang dideportasi setiap harinya, beberapa di antaranya sudah sakit saat mereka tiba.

Pada Senin (20/4), otoritas Negara Bagian Tamaulipas mengatakan setidaknya 15 migran dari sejumlah negara dinyatakan positif COVID-19 di tempat penampungan yang ada di utara Meksiko, seraya menambahkan bahwa mereka telah ditempatkan di ruang isolasi, menurut laporan dari teleSUR, platform multimedia Amerika Latin.

Sebelumnya pada Minggu (19/4), Presiden Guatemala Alejandro Giammattei mengatakan total 50 migran yang dideportasi oleh AS ke negara Amerika Tengah tersebut dinyatakan positif COVID-19, lapor teleSUR.

Amerika Serikat (AS) terus melanjutkan proses deportasi ribuan imigran, meski negara asal mereka tengah dilanda wabah virus corona.

Sumber Xinhua

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News