Begini Cara Australia Yakinkan ASEAN Kapal Selam Nuklir Bukan Ancaman

Australia terus berupaya memperkuat pengaruhnya di ASEAN setelah berhasil mencapai kesepakatan untuk membentuk kemitraan strategis yang komprehensif.
Kesepakatan itu menunjukkan keinginan Australia untuk semakin mengukuhkan hubungan diplomatik di kawasan ini ketika persaingan antara Tiongkok dan Amerika Serikat kian meruncing.
"Pencapaian ini membuktikan komitmen Australia untuk mendukung peran utama ASEAN di Indo-Pasifik dan memperkuat kemitraan kita demi masa depan," ujar Perdana Menteri Scott Morrison dalam pernyataan bersama dengan Menlu Australia, Marise Payne.
"Australia mendukung kawasan yang damai, stabil, tangguh dan sejahtera dengan ASEAN sebagai pusatnya," katanya.
Brunei, yang bertindak selaku pimpinan ASEAN saat ini, menyatakan kesepakatan dengan Australia menandai babak baru hubungan kedua belah pihak dan merupakan perjanjian bermakna, mendasar dan saling menguntungkan.
PM Morrison juga mengatakan Australia akan mendukung perjanjian ini secara substansial, termasuk menyiapkan paket bantuan sebesar $154 juta untuk proyek kesehatan, energi, kontra-terorisme, kejahatan transnasional, pemulihan pandemi COVID-19 dan bantuan beasiswa.
Sejauh ini Tiongkok juga diketahui telah berusaha mencapai kesepakatan di tingkat yang sama dengan kesepakatan yang dicapai Australia dan ASEAN.
Kantor berita Reuters menyebutkan Menteri Utama Tiongkok Li Keqiang bertemu para pemimpin ASEAN pada hari Selasa.
Kesepakatan baru yang dibuat dengan ASEAN, termasuk Indonesia, nantinya akan memperkuat diplomasi Australia di kawasan
- Perjalanan Jorge Mario Bergoglio Menjadi Paus Fransiskus
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam