Begini Cara Fatayat NU Tekan Angka Stunting Anak

Di dunia, Indonesia menduduki posisi ke-17 dari 117 negara meski data sudah menunjukkan penurunan dibanding 2013.
Sementara itu, data Riskesdas menyebutkan, angka kasus stunting mencapai 37,2% persen.
Angka ini memperlihatkan tiga atau empat dari sepuluh anak di Indonesia dalam kondisi stunting.
Ketua PP Fatayat NU Anggia Ermarini mengatakan, seribu HPK merupakan periode yang sangat penting.
Pasalnya, pada periode inilah rentan terjadi hambatan pertumbuhan yang disebabkan kurang gizi.
Secara medis, periode ini dimulai sejak pembuahan (dalam kandungan) sampai anak berusia dua tahun.
“Periode emas ini akan menentukan petumbuhan dan perkembangan anak yang pada akhirnya sangat menentukan kualitas sumber daya manusia (SDM),” kata Anggia, Rabu (27/9).
Fakta lain juga menyebutkan, angka kasus stunting lebih banyak ditemukan pada masyarakat desa, yakni sekitar 42,1 persen dengan status pendidikan rendah 41,8 persen.
Pengurus Pusat (PP) Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) membuat gerakan untuk mencegah stunting melalui pembentukan Barisan Nasional Cegah Stunting (Barnas).
- Komisi VI DPR Sidak Jasa Marga, Pastikan Kesiapan Arus Mudik Lebaran 2025
- Si Melon PIK2 Bantu Warga Teluknaga Melawan Stunting
- Komisi VI DPR Apresiasi Langkah Strategis Telkom Perkuat Ekosistem Data Center Indonesia
- Sido Muncul Berikan Bantuan Rp 425 Juta untuk Anak Terduga Stunting di Jonggol
- Dinsos P3AP2KB Kabupaten Kudus Andalkan DMS Cazbox by Metranet untuk Atasi Stunting
- Zakat dan Harapan bagi Generasi Bebas Stunting