Begini Cara Jokowi Membalas Tudingan jadi Antek Asing
jpnn.com, GORONTALO - Kandidat presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, sudah empat tahun dia selalu diserang oleh pihak-pihak yang menuduh dia sebagai antek asing.
Selama itu, Jokowi mengaku berusaha bersabar dan hanya diam. Namun, menjelang Pilpres 2019 ini, Jokowi menegaskan harus membantah semua tuduhan itu guna meluruskan semua fitnah yang menyerang dia.
“Rakyat masih percaya. Tahun 2015 blok minyak Mahakam 50 tahun dikelola oleh Jepang, 100 persen sudah dikuasai oleh Pertamina. Blok Rokan di Riau, 90 tahun oleh Amarika, 2018 sudah dikuasai oleh Pertamina 100 persen,” ujar Jokowi di depan pendukung dan relawan di Gorontalo, Kamis (28/2) malam.
Selain itu, kata Jokowi pada akhir 2018, pihak pemerintah sudah menguasai Freeport yang menurutnya masih memiliki potensi kandungan emas dengan valuasi 2.400 triliun.
“Belum terlambat. Kita 40 tahun hanya 9 persen dan akhir 2018 51 persen sudah dikuasai oleh Inalum,” katanya dalam acara silaturahim Jokowi dengan Tim Kampanye Daerah, di Hotel Maqna, Gorontalo itu.
Jokowi juga mengakui dirinya sadar dengan risiko yang ditanggung dengan keputusan itu. “Dipikir gampang dan mudah, tidak. Namun, saya terus berusaha sampai dapat. Risiko politik sudah saya pertimbangkan,” ujarnya.
Dalam acara tersebut Jokowi bersilaturahmi dengan sejumlah calon anggota legislatif DPRD beserta sejumlah partai pendukung dan Relawan Provinsi Gorontalo. (dp)
Selama 4 tahun, Jokowi mengaku berusaha bersabar dan hanya diam. Namun, menjelang Pilpres 2019 ini, dia akan membantah semua tuduhan.
Redaktur & Reporter : Adek
- Agung Sebut Pilkada Jateng Jadi Ajang Pertarungan Efek Jokowi vs Megawati
- Ikuti Arahan Jokowi, Pujakesuma Dukung Ridwan Kamil-Suswono di Pilkada DKI
- KPK Cecar Ipar Jokowi terkait Pengaturan Lelang di Kemenhub
- Tanggapi Dukungan Jokowi Kepada Ridwan-Suswono, Syafrudin Budiman: Tanda-Tanda Kemenangan
- Pilkada Landak: Kaesang Sebut Heri-Vinsesius Didukung Jokowi & Prabowo
- Riyono Komisi IV: Kenaikan PPN Bertentangan dengan Spirit Ekonomi Pancasila