Begini Cara Pelaut Ulung Menyisir Ombak Membelai Badai

Begini Cara Pelaut Ulung Menyisir Ombak Membelai Badai
Piagam dari Menteri Bappenas JB Sumarlin untuk Capt. Gita Ardjakusuma, nakhoda Phinisi Nusantara. Foto: Wenri Wanhar/JPNN.com.

Setelah badai reda, Capt. Gita mengumpulkan seluruh awak dan berpidato. 

Dia mengakui kepiawaian Mappagau. Pun demikian, tindakan tersebut tidak sepenuhnya dapat dibenarkan. 

"Jika angin kencang semakin tak tertahankan, maka pertama-tama yang harus diturunkan adalah layar-layar puncak, top sail. Mengapa begitu?" 

Capt. Gita meneruskan, "karena tekanan angin di puncak tiang bisa menyebabkan perahu miring dan mungkin sekali terbalik." 

Kalau tak tertahankan juga, sambungnya, maka layar besar belakang (spanker sail) harus diturunkan. Kemudian menyusul layar utama (main sail), layar jib-luar dan jib-tengah.

"Sedangkan layar jib dalam (stay sail) tidak boleh digulung berhubung fungsi rangkapnya sebagai pembantu kemudi agar kapal lebih mudah diatur." 

Menurut Capt. Gita, urutan-urutan itu penting diperhatikan.

Mhhh...selalu ada pelangi setelah badai. Setelah berlayar selama 67 hari (sejak 9 Juli 1986), Phinisi Nusantara tiba di Victoria. Artinya hanya perlu sehari pelayaran lagi, sampailah di Vancouver, Kanada. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News