Begini Cara Pemerintah Tekan Kerugian Pertamina
jpnn.com, JAKARTA - Peningkatan harga minyak dunia yang tidak diimbangi kenaikan harga solar dan premium membuat PT Pertamina (Persero) menanggung rugi.
Karena itu, pemerintah mempertimbangkan untuk menggunakan dana windfall profit dari selisih harga minyak dunia untuk menyegarkan keuangan Pertamina.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Djoko Siswanto menyatakan, berdasar data dari Badan Kebijakan Fiskal (BKF), setiap kenaikan harga minyak USD 1 per barel, penerimaan negara akan bertambah Rp 2,8 triliun–Rp 2,9 triliun.
’’Sedangkan untuk tambahan subsidi mencapai Rp 2,5 triliun–Rp 2,6 triliun. Sehingga masih ada windfall profit sekitar Rp 300 miliar,’’ kata Djoko, Senin (28/5).
Dia mengatakan, selisih keuntungan itu akan disuntikkan pada Pertamina untuk menutup kerugian perusahaan pelat merah tersebut.
’’Berapa pun harga minyak naik, ada windfall kenaikan itu. Nanti uang dari situ yang diberikan ke Pertamina,’’ tambah Djoko.
Menurut dia, pemerintah sudah cukup berpengalaman dalam menghadapi kenaikan harga minyak dunia.
Sebab, sebelum anjlok, harga minyak dunia sempat di atas USD 100 per barel. Subsidi energi pun pernah menembus Rp 300 triliun.
Peningkatan harga minyak dunia yang tidak diimbangi kenaikan harga solar dan premium membuat PT Pertamina (Persor) menanggung rugi.
- Pertamina Eco RunFest 2024: Carbon Neutral Event untuk Kampanye Sustainable Living
- Pertamina Eco RunFest 2024 Sukses Digelar, Yayan: Hadiahnya Luar Biasa, ya
- Pertamina Eco RunFest Salurkan Donasi Kemanusiaan untuk Palestina, Sebegini Nominalnya
- Melalui UMK Academy, Pertamina Dukung UMKM Bersaing di Tingkat Global
- Pertamina Regional Indonesia Timur Raih Penghargaan Internasional Best Practice GCSA 2024
- Diikuti 12.300 Pelari, Pertamina Eco RunFest 2024 Sukses Digelar