Begini Cara Ustaz Abdul Somad Menyampaikan Pandangan soal Ucapan Puan Maharani
UAS menambahkan Minangkabau juga memiliki tentara-tentara andal, seperti Haji Miskin, Haji Piobang, dan Haji Sumanik, serta Tuanku Nan Renceh.
“Mereka adalah tentara luar biasa, tetapi kemudian mereka tidak membuat negara, mereka justru menggabungkan diri dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia karena mengamalkan dan mengawal persatuan Indonesia,” katanya.
Sila keempat Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan dan Perwakilan.
Ia menjelaskan air itu menjadi bulat kalau dia lalu di pembuluh, sedangkan kata itu menjadi bulat kalau ada musyawarah mufakat.
Menurut UAS, orang Minangkabau tidak mengambil keputusan sendiri dengan kepalanya sendiri karena tahu mungkin bisa silap salah dan lupa.
Orang Minangkabau mengenal filosofi tungku tigo sajarangan.
Ia menjelaskan kalau memasak ada tiga tungku di sana. Tungku inilah menampung dandang yang begitu besar. Tungku ini juga yang merasakan panasnya api di bawah.
“Tigo tungku sajarangan, ninik mamak, alim ulama, cadiak padai. Orang Minangkabau berkata duduk sendiri terlalu sempit, tetapi duduk bersama terasa lapang. Kenapa? Karena mereka lebih mengutamakan musyawarah mufakat,” jelasnya.
Ustaz Abdul Somad mengatakan orang yang berbicara sesungguhnya sedang merepresentasikan isi kepalanya.
- Refleksi Akhir Tahun, BPIP Komitmen Jaga dan Kuatkan Pembinaan Ideologi Pancasila
- Pram-Doel Dapat 50,07 Persen Suara, Puan Yakin Pilkada Jakarta Satu Putaran
- Ketua DPR Harap Calon Pimpinan KPK Tak Mempolitisasi Kasus
- Waket Komisi VIII DPR-LDII Ingatkan Persoalan Kebangsaan Hadapi Tantangan Berat
- Kumpul Bareng Komunitas Tionghoa di PIK, Ridwan Kamil Gaungkan Toleransi
- Ahmad Muzani Ungkap Cerita Prabowo Terbitkan PP 47 Hapus Utang Rakyat: Amanat Pancasila