Begini Kata Ahli soal Keterkaitan Tembakau Alternatif dengan Peluang Berhenti Merokok

jpnn.com, JAKARTA - Sebuah studi yang dipublikasikan oleh JAMA Network bertajuk “Prevalence of Popular Smoking Cessation Aids in England and Associations With Quit Success” mengungkapkan produk tembakau alternatif, termasuk rokok elektronik menjadi alat bantu berhenti merokok yang populer digunakan di Inggris.
Studi tersebut melibatkan 25.094 perokok berusia minimal 16 tahun dan dipublikasikan pada Senin (17/2).
Dalam studi itu ditemukan bahwa rokok elektronik merupakan alat bantu berhenti merokok yang paling umum digunakan sepanjang 2023-2024 yakni mencapai 40,2 persen dan menjadi metode dengan peluang keberhasilan berhenti merokok tertinggi jika dibandingkan dengan metode lain.
“Kami menemukan bahwa upaya berhenti merokok yang dibantu oleh rokok elektronik lebih mungkin berhasil daripada yang tidak,” tulis laporan tersebut.
Menanggapi temuan itu, praktisi kesehatan dr. Jeffrey Ariesta Putra membenarkan bahwa perokok yang mencoba berhenti tanpa beralih ke produk tembakau alternatif cenderung menghadapi tingkat kegagalan yang lebih tinggi.
Menurutnya, tanpa adanya metode transisi yang efektif, banyak perokok mengalami kesulitan dalam mengatasi ketergantungan, sehingga kemungkinan untuk kembali merokok menjadi lebih besar.
“Sebagai praktisi kesehatan, saya sulit meminta pasien secara mentah untuk berhenti merokok, karena sudah menjadi kebiasaan dan edukasi terkait bahaya merokok tidak kurang banyak. Menurut saya, produk rokok elektronik merupakan alternatif yang diharapkan dapat menjadi substitusi,” kata dr. Jeffrey saat dihubungi, Kamis (20/2).
Dia menambahkan prevalensi merokok di Indonesia masih sangat tinggi, salah satunya disebabkan oleh harga produk tembakau alternatif yang dinilai lebih mahal dibandingkan rokok konvensional.
Sebuah studi mengungkapkan produk tembakau alternatif, termasuk rokok elektronik, menjadi alat bantu berhenti merokok yang populer digunakan di Inggris
- Dubes Malaysia Resmi Membuka Malaysia Healthcare Expo 2025 di Jakarta, 28 Rumah Sakit Mendukung
- ILUNI UI Apresiasi Layanan Kesehatan Gratis & Pelatihan Bencana FKUI
- Dengue Mengintai di Musim Penghujan, Langkah Bersama Cegah DBD Digencarkan
- Ribka Tjiptaning Kritisi Efisiensi Anggaran DKI: Hak Keluarga Pahlawan Tergerus
- Pendekatan THR Dinilai Strategi Efektif untuk Mengurangi Jumlah Perokok
- Rapat Bareng DPR, Menkes Ungkap Alasan Perlunya Iuran BPJS Kesehatan Naik