Begini Kehidupan Keluarga Penerima Beasiswa Asal Indonesia Melewati Pandemi di Australia

Begini Kehidupan Keluarga Penerima Beasiswa Asal Indonesia Melewati Pandemi di Australia
Mahasiswa program PhD asal Indonesia Agus Putra Wicaksana bersama istrinya Ni Wayan Krisna Martini, terpaksa hidup terpisah setelah sang istri ke Indonesia menghadiri pemakaman ayahnya dan sampai sekarang kesulitan untuk masuk ke Australia. (Kiriman: Agus

"Saya mendiskusikan situasi kami ke supervisor di kampus dan mereka pun tidak merekomendasikan saya pulang ke Indonesia," kata Agus.

Saat ini, lanjut Agus, mereka sedang berusaha mendapatkan pengecualian agar istrinya bisa segera kembali ke Australia.

Selain alasan kemanusiaan karena orangtua yang sakit keras dan kemudian meninggal dunia, kondisi beasiswa Agus juga mengharuskannya tinggal di Australia karena menjalankan riset.

"Situasi mental yang saya hadapi akibat hidup terpisah ini juga semoga bisa jadi pertimbangan untuk mengizinkan istri saya kembali ke Australia," ujarnya.

Menurut Agus, selama pandemi COVID-19, ia merasa justru semakin terisolasi karena harus studi sendiri di rumah sebagai mahasiswa riset. 

Berbagi tugas rumah selama pandemi

Lilik Astari, mahasiswa program PhD penerima Australia Award Scholarships (AAS), mengatakan kehadiran suaminya Ady Rachmat begitu penting untuk kelancaran studinya.

Selama pandemi anak sulung mereka harus belajar dari rumah, karenanya tak ada pilihan lain bagi pasangan yang dikaruniai tiga orang anak ini untuk saling berbagi tugas.

"Ketika saya menjadi guru untuk anak yang harus belajar dari rumah, suami yang mencuci baju, memasak, dan kerjaan rumah lainnya," ujar Lilik kepada ABC Indonesia, Selasa (25/5/2021).

Agus Putra Wicaksana terpaksa hidup terpisah dari istrinya akibat pandemi COVID-19

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News