Begini Kehidupan Keluarga Penerima Beasiswa Asal Indonesia Melewati Pandemi di Australia
Lilik menuturkan keluarganya baru tiba di Australia pada awal tahun 2020, hanya beberapa minggu sebelum 'lockdown' di Melbourne diberlalukan.
"Anak pertama baru masuk kelas 5 SD tahun lalu, belum bisa berbahasa Inggris, dan harus belajar dari rumah sehingga otomatis ibunya yang jadi guru sekaligus translatornya," tuturnya.
Setelah itu, barulah Lilik mengerjakan proposal penelitiannya di School of Ecosystem and Forest Sciences pada University of Melbourne.
Dalam riset doktoralnya, Lilik yang bekerja pada pusat penelitian biomaterial LIPI mencoba menemukan teknik pembuatan panel kayu dari limbah batang jagung dengan bahan perekat alami yang ramah lingkungan.
"Tadinya saya ingin studi lapangan di Indonesia karena nantinya hasil riset ini bisa dikembangkan sesuai dengan konteks Indonesia," jelasnya.
Namun karena situasi pandemi saat ini, saat Lilik mengajukan proposal tersebut, para supervisor penelitiannya pun menyarankan agar konteks Indonesia dalam penelitian itu untuk sementara ditunda dulu.
"Jadinya saya mencari material penelitian di sekitaran (negara bagian) Victoria," ujar alumni Universitas Brawijaya ini.
Ketatnya aturan perbatasan yang diterapkan Pemerintah Australia memang telah berdampak pada kerja lapangan untuk penelitian Lilik.
Agus Putra Wicaksana terpaksa hidup terpisah dari istrinya akibat pandemi COVID-19
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata