Begini Komentar Pengamat Soal Maruf Amin Dapat Julukan The King of Silent
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga menilai julukan The King of Silent yang dilayangkan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (BEM Unnes) kepada Wakil Presiden Ma'ruf Amin sangat masuk akal.
Jamiluddin menilai Maruf Amin jarang terlihat melaksanakan kegiatan kenegaraan yang strategis, termasuk keterlibatannya dalam penanganan Covid-19.
"Selama ini memang tidak terlihat aktivitas wapres dalam memutuskan kebijakan strategis. Beberapa kali wapres hanya terlihat dalam kegiatan seremonial, seperti membuka kegiatan ormas keagamaan," kata Jamiluddin kepada JPNN.com, Sabtu (10/7).
Penulis buku Perang Bush Memburu Osama itu menyatakan, jarangnya Ma'ruf Amin di permukaan publik menilai kinerja wapres tersebut buruk.
"Wapres akhirnya dinilai lebih banyak pasif dan diam," ujar Jamiluddin.
Namun, kata Jamiluddin, belum diketahui penyebab mantan Ketum MUI itu pasif dan lebih banyak diam karena keterbatasan kapasitas atau memang tidak ada pendelegasian tugas strategis dari presiden.
"Kalau soal kapasitas yang terbatas, tampaknya tidak masuk akal. Pendidikan wapres sangat tinggi dan pengalamannya berorganisasi juga malang melintang," ucap Jamiludin.
Di sisi lain, dia melihat dari fisik, wapres tampak masih bugar.
Jamiluddin Ritonga menilai masuk akal julukan The King of Silent yang didapat Maruf Amin.
- Gus Muhaimin Kenang Sikap Kiai Bisri Syansuri
- Maruf Amin dan Gus Muhaimin Bakal Menghadiri Haul KH Bishri Syansuri
- Antusiasnya Warga Rancameong Antre Pembagian Susu Gratis oleh Wapres Gibran
- Wapres Gibran Tinjau Kesiapan Infrastruktur Transportasi Menjelang Nataru
- Respons Takmir Masjid soal Viral Paspampres Usir Jemaah saat Gibran Jumatan di Semarang
- Kapolda Jabar Pimpin Pengamanan Kunjungan Wapres di Sukabumi