Begini Kondisi Bangkok setelah Sebulan Diselimuti Kabut Polusi
Mereka menutup hidung dengan masker. Kebayang kan bagaimana rasanya berolahraga dengan hidung tertutup? Keslepeken kalau orang Surabaya bilang.
"Biasanya, taman ini ramai orang berolahraga. Mungkin karena udaranya buruk ya, jadi sepi," ujar Tri Maharani, pakar emergency subspesialis toksinologi dari Indonesia. Dia kebetulan sedang ikut simposium di Universitas Chulalongkorn dan menginap di kawasan kampus.
"Saya sampai mimisan. Padahal, sebelumnya nggak pernah," lanjut kepala Instalasi Gawat Darurat RS Daha Husada Kediri tersebut.
Maha memang kerap ke Bangkok, terutama ke Palang Merah Thailand. Jadi, dia bisa membandingkan kondisi Bangkok hari-hari ini dengan sebelumnya.
Di pasar tradisional, hampir semua orang yang beraktivitas juga memakai masker. Bahkan, tak cukup penutup hidung biasa. Sebagian malah memilih masker N95 yang lebih rapat.
Masker itu memang sedang jadi kebutuhan primer. "Sampai ada apotek yang menaikkan harga. Biasanya, masker hanya THB 65 (sekitar Rp 29 ribu, Red), jadi THB 90 (sekitar Rp 40 ribu, Red)," ujar Jetta sambil menunjukkan masker N59 yang menutupi hidung dan mulutnya. Namun, menurut dia, apotek yang ambil kesempatan itu kemudian disanksi pemerintah. (*)
Hari-hari ini, kalau ada barang yang laku keras di Bangkok, itu adalah masker. Itu karena kualitas udara di kota itu sedang sangat buruk
Redaktur & Reporter : Adil
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Pemerintahan Prabowo-Gibran Soroti Pengendalian Polusi di Jabodetabek
- Pemerintah Thailand Akhirnya Minta Maaf atas Pembantaian Tak Bai
- Pemerintah Diminta Prioritaskan BBM Rendah Sulfur untuk Perbaiki Kualitas Udara
- Polusi Udara Ganggu Kesehatan Paru-Paru, Deteksi Dini Penting Dilakukan
- BBM Berkadar Sulfur Tinggi, Ancaman Serius bagi Kualitas Udara Jakarta