Begini Kondisi Warga Indonesia di Melbourne Menjalani Lockdown Kedua

"Memang sempat dibolehkan sampai 20 costumer namun kapasitas restoran kami hanya bisa 16, jadi tidak maksimal," jelasnya.
Gotong Royong di Tengah Pandemi

Cerita inspiratif dari warga Indonesia yang memilih membantu satu sama lain saat menghadapi pandemi virus corona.
'Tahu siapa yang harus kita hindari'
Menurut dr Cely, penyebaran COVID-19 di Australia pada awalnya bukan 'community transmission' atau penularan antar warga, sehingga mudah diidentifikasi siapa saja yang harus dihindari atau berjaga jarak.
Australia yang mengetahui bahwa virus ini datang dari luar negeri sejak awal menerapkan aturan karantina selama dua minggu bagi mereka yang pulang dari luar negeri, yakni dengan melakukan isolasi mandiri.
"Tapi banyak juga yang tidak mengerjakan sebagaimana seharusnya. Dibilang karantina yang penting tetap di rumah. Tapi teman masih datang," katanya.
Dr Cely menjelaskan orang yang dikarantina seharusnya tidak boleh keluar rumah, meskipun mereka belum dianggap sebagai pasien COVID.
Menyinggung mengenai situasi di Indonesia dimana banyak tenaga kesehatan yang menjadi korban, dr Cely mengatakan dari awal orang luar yang masuk ke Indonesia berbondong-bondong serta mereka ini tidak ditangani secara ketat seperti yang terjadi di Australia.
"Dari awal mereka itu sudah seperti kita sekarang, dimana virus itu sudah ada di community," jelasnya.
Sudah hampir dua minggu wilayah Melbourne metropolitan menjalani 'lockdown' kedua untuk mengatasi penyebaran virus corona
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya