Begini Pengakuan Kepala SMPN 1 Turi Sleman

Begini Pengakuan Kepala SMPN 1 Turi Sleman
Petugas melakukan penyisiran lanjutan untuk mencari sejumlah anggota pramuka SMPN 1 Turi Sleman, Sabtu (22/2). Foto: ANTARA/ Andreas Fitri Atmoko/hp

jpnn.com, SLEMAN - Kepala SMPN 1 Turi Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta Tutik Nurdiyana mengaku tidak menerima pemberitahuan dari pembina Pramuka terkait susur Sungai Sempor.

"Memang sebelumnya tidak ada laporan bahwa kegiatan Pramuka akan ada susur sungai. Jadi jujur saya tidak mengetahui kemarin itu ada susur sungai," kata Tutik saat memberikan keterangan di SMPN 1 Turi, Sabtu (22/2).

Namun, dia tidak bermaksud melempar tanggung jawab ke pembina Pramuka. Menurut dia, pembina Pramuka tidak menyampaikan pemberitahuan mungkin karena menganggap kegiatan susur sungai merupakan kegiatan yang biasa dilakukan anak-anak.

"Mungkin karena anak-anak di sini sudah terbiasa, sehingga kegiatan susur sungai tidak dilaporkan," katanya.

Ia mengatakan, kegiatan susur sungai tersebut merupakan program lama di SMPN 1 Turi. "Atas musibah kecelakaan ini kami atas nama sekolah mohon maaf, ini di luar prediksi," katanya.

Tutik mengatakan, SMPN 1 Turi mempunyai ekstrakurikuler Pramuka yang dilakukan setiap Jumat dari pukul 13.30 WIB sampai 15.30 WIB. "Sedangkan susur sungai merupakan program rutin pada ekstrakurikuler Pramuka," katanya.

Ia mengatakan, ada tujuh orang yang mendampingi saat kegiatan susur sungai. Mereka merupakan guru-guru di SMPN 1 Turi. "Susur sungai ini merupakan kegiatan Pramuka yang sudah lama dilaksanakan," katanya.

"Saya menjabat kepala sekolah di sini baru, baru 1,5 bulan, program-program ini melanjutkan yang lama," tutur Tutik.

Kepala SMPN 1 Turi Sleman mengatakan ada tujuh orang pendamping kegiatan susur sungai. Mereka merupakan para guru.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News