Begini Reaksi MUI Saat Mendengar Kabar soal Nasi Anjing
![Begini Reaksi MUI Saat Mendengar Kabar soal Nasi Anjing](https://cloud.jpnn.com/photo/arsip/watermark/2020/04/26/nasi-anjing-yang-dibagikan-kepada-warga-warakas-tanjung-priok-jakarta-utara-minggu-2642020-foto-antaraho-polda-metro-jaya-50.jpg)
jpnn.com, JAKARTA - Satgas Covid-19 Majelis Ulama Indonesia ( MUI ) KH M Cholil Nafis, menyayangkan penggunaan istilah 'Nasi Anjing' pada bantuan makanan yang dibagikan pada warga Tanjung Priok.
Menurutnya, sebutan nasi anjing lengkap dan gambar anjing pada bungkus nasi yang dibagikan kepada warga Warakas Tanjung Priok Jakarta Utara di luar kepatutan dan tidak lazim.
"Saya minta pembagian "Nasi Anjing" tersebut dihentikan," tegas Cholil Nafis.
Menurut Satgas Covid-19 Majelis Ulama Indonesia, masyarakat sudah lelah terkait pendemi virus corona, karena itu jangan ditambahi dengan persoalan baru lagi.
Waktu mendapat informasi ada pembagian 'Nasi Anjing', dia mengaku hanya mengira itu semacam guyonan biasa.
Namun, setelah melihat faktanya seperti itu Cholil menyayangkan. "Tapi saya mengapresiasi sikap warga tidak terpancing dan polisi segera bertindak mengendalikan keadaan," tambahnya.
Salah seoran penerima 'Nasi Anjing', Titin Yusro, usia 51 tahun, warga Warakas VI Tanjung Priok mengatakan awalnya warga senang ada pembagian nasi bungkus di dekat Masjid Babah Alun, Warakas, Minggu dini hari 26 April 2020.
Namun, muncul keributan karena ada warga yang membaca tulisan pada pembungkus nasi yang berbunyi: "Nasi Anjing, Nasi Orang Kecil, Bersahabat dengan Nasi Kucing".
Warga Warakas VI Tanjung Priok mendapatkan bantuan makanan nasi bungkus dengan tulisan nasi anjing.
- Ketua MUI Palu Desak Kapolri Percepat Penanganan Kasus Ini
- Pasutri Penganiaya Dua ART di Kelapa Gading Ditangkap Polisi, Korban Ungkap Kekejian Sang Majikan
- MUI Mengharamkan Orang Kaya Pakai LPG 3 Kilogram
- Majelis Ulama Nusantara Tegaskan Bukan Tandingan MUI
- Ini Komplotan Begal Sadis yang Beraksi di Jakarta Utara
- Banjir Melanda Sebagian Jakarta, Lebih 2.000 Warga Mengungsi ke Tempat Aman