Begini Tren Pergerakan Harga Kripto Selama Ramadan

Selain itu, kebijakan ekonomi global juga menjadi faktor utama yang mempengaruhi volatilitas harga.
Oscar menyoroti kebijakan baru Amerika Serikat yang menaikkan tarif impor sebesar 25% terhadap barang dari Kanada dan Meksiko sebagai pemicu ketidakpastian di pasar finansial.
"Kebijakan ekonomi suatu negara, khususnya sebesar Amerika Serikat, dapat berdampak pada arus modal global, termasuk yang mengalir ke aset kripto. Investor perlu memahami bahwa kripto semakin erat kaitannya dengan kebijakan ekonomi makro," tambahnya.
Meski sentimen bullish terlihat cukup kuat di awal Ramadan 2025, Oscar mengingatkan bahwa volatilitas tetap menjadi tantangan utama.
Dengan adanya White House Crypto Summit yang dijadwalkan pada 7 Maret, pasar masih menunggu kejelasan arah regulasi.
"Jika hasil dari pertemuan tersebut tidak sesuai ekspektasi pasar, kita bisa melihat koreksi harga yang cukup dalam. V olatilitas kripto bisa menjadi pedang bermata dua, di satu sisi memberikan peluang, tetapi di sisi lain bisa menimbulkan risiko besar jika tidak dikelola dengan baik," tuturnya.
Menurut Oscar, strategi investasi yang paling relevan dalam kondisi seperti ini adalah dengan tetap berpegang pada prinsip manajemen risiko yang baik.
Dia menekankan pentingnya strategi diversifikasi portofolio agar investor tidak terlalu bergantung pada pergerakan harga Bitcoin
semata.
Bitcoin sering dianggap sebagai aset spekulatif semata, tetapi kini mulai diperhitungkan sebagai alternatif investasi jangka panjang.
- Sinergi Bakti Mulya 400 International School & Eka Hospital Cibubur dalam Semarak Ramadan
- Antisipasi Kejahatan, Polisi Siaga di Pasar Bedug Muara Beliti
- Bank Mandiri Gelar Mudik Gratis 2025, Layani Tujuan ke 80 Kota di Jawa dan Sumatera
- Billy Syahputra Mulai Ajarkan Vika Kolesnaya Puasa saat Ramadan
- Bubur Suro, Takjil Legendaris Khas Palembang, Dibagikan Secara Gratis
- Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie Ajak Masyarakat Tetap Donor Darah Selama Ramadan