Beginilah Penguatan Pendidikan Karakter Siswa-siswi di Bogor
Kemudian air seninya difermentasi hingga menjadi pupuk yang diberi nama porin. Menurut Rini, guru IPA, urine mengandung 70 persen urea sehingga sangat baik untuk dijadikan pupuk.
Harga pupuk urin ini jauh lebih murah dibanding pupuk kimia. Selain itu tidak ada efek negatif pada tanaman.
Selain membuat pupuk, siswa juga diajarkan membuat obat nyamuk dari rumput teki, briket dari rumput dan kulit rambutan, kulit pisang jadi bolu.
Sayangnya hasil inovasi siswa-siswi ini tidak bisa dipatenkan. Untuk mempatenkan butuh dana Rp 10 juta per produk.
"Daripada dipakai buat hak paten, mendingan uang Rp 10 juta dipakai buat beli buku bacaan anak-anak," ucapnya
SMPN 14 juga kaya inovasi. Mata pelajarannya diintegrasikan dalam Pendidikan Lingkungan. Para siswa diberikan keahlian membuat kerajinan dari koran bekas.
Tidak ada yang bisa menyangka bila tempat sampah, kotak tisu, lukisan dibuat dari koran bekas. Sekolah ini juga mewajibkan siswanya menulis.
Hasil tulisan para siswa ini dibukukan dalam majalah sekolah. Kepsek SMPN 14 Ajat Sudrajat mengungkapkan, dengan program ini siswa lebih mengembangkan kreativitasnya. Siswa juga lebih membiasakan menulis setiap kejadian menarik yang dialaminya.
Menariknya inovasi timbul karena melihat banyaknya limbah dan kebiasaan siswanya yang suka buang air seni dekat pohon.
- BPKP Usulkan Rancangan Kebijakan MRPN Lingkup Pemerintah Daerah
- Pengamat Tata Kota Sebut Aparat Lemah kepada Preman Bisa Hilangkan Kepercayaan Publik
- Pembongkaran Pasar Tumpah Bogor Dibatalkan, Warga Ancam Bongkar Sendiri
- Mak-Mak Majelis Taklim Dukung Rena Da Frina Pimpin Kota Bogor
- Preman Pasar Tumpah Bogor Provokasi Tolak Penggusuran, IPW: Polisi Jangan Kalah
- Kebakaran Gudang Alat Dekorasi di Bogor Sebabkan Satu Orang Meninggal