Begitu Dilantik jadi Presiden AS, Biden Berpotensi Menghadapi Situasi Mengerikan
Gelombang ketiga menyebar hampir tidak terkendali di sebagian besar Amerika Serikat, yang melampaui 10 juta kasus yang dilaporkan minggu ini dan lebih dari 125.000 kasus baru pada Rabu (11/11).
Negara itu kemungkinan akan melaporkan antara delapan juta dan 13 juta lebih banyak kasus COVID-19 antara sekarang dan waktu pelantikan, menurut penghitungan Reuters berdasarkan jumlah kasus harian awal November dan kecenderungan persentase pertumbuhan.
Pada tingkat kematian harian saat ini, 70.000 hingga 150.000 orang Amerika lainnya mungkin meninggal antara sekarang dan Hari Pelantikan, menurut penghitungan Reuters.
Pada Rabu, lebih dari 243.000 kematian akibat COVID-19 tercatat di Amerika Serikat.
Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) memiliki perkiraan serupa. Tanpa setiap perubahan perintah, lebih dari 360.000 kematian akibat virus corona diperkirakan akan terjadi hingga 20 Januari.
Jumlah itu akan menjadi peningkatan sebanyak 117.000 kematian dari 12 November.
Ekonom dan analis enggan menghitung bagaimana gelombang ketiga infeksi dapat berdampak pada ekonomi AS jika virus terus tidak terkendali, atas alasan terlalu banyak variabel dari kemungkinan stimulus fiskal hingga langkah-langkah penguncian yang diperbarui.
Menurut perkiraan banyak kalangan, perekonomian kemungkinan akan kembali berakselerasi pada musim semi mendatang, yaitu ketika vaksin virus corona diharapkan sudah bisa diberikan, yang akan mengantarkan ledakan baru pada konsumsi masyarakat.
Joe Biden akan dilantik menjadi Presiden AS pada 21 Januari 2021, sejumlah masalah berat langsung di depan mata.
- Joe Biden Larang Pabrik Baja Amerika Dijual ke Perusahaan Jepang
- Mahasiswa Asing Diminta Kembali ke Amerika Sebelum Pelantikan Donald Trump, Ada Apa?
- Presiden AS Terpilih Donald Trump Beri Angin Segar Pada TikTok
- Trump Berambisi Rampas Terusan Panama, Begini Reaksi China
- Donald Trump Berkuasa Lagi, Jenis Kelamin Bakal Jadi Urusan Negara
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Menjadi 'Person of the Year' Majalah Time