Bekal Hidup Setelah Keluar dari Penjara, Sempat Dipuji Menteri Yasonna

Bekal Hidup Setelah Keluar dari Penjara, Sempat Dipuji Menteri Yasonna
Pekerja meracik Kedai Kopi Jejra di Rutan Cipinang, Jakarta, Rabu (26/7/17). Kedai Kopi ini merupakan binaan narapidana Rutan Cipinang. FOTO: FEDRIK TARIGAN/JAWA POS

”Kalau Paradise ini lebih strong dan bikin melek. Kalau mau minum ini harus makan dulu. Nah, yang Yellow Black lebih light,” ungkap pria 37 tahun itu.

Dengan modal skill mumpuni para warga binaan sebagai barista tersebut, Jeera Coffee House pun mulai mengembangkan sayap. Kantor Imigrasi Jakarta Barat di kawasan kota tua jadi cabang pertama.

Rajes yang sudah dua bulan bekerja di sana mengatakan, sambutan masyarakat begitu baik. Mereka memuji rasa kopi Jeera. Sekaligus memuji konsep Jeera yang memberikan kesempatan kedua bagi para warga binaan untuk mengembangkan skill.

”Beberapa kafe di luar juga sudah siap menampung para barista ini setelah masa tahanan mereka berakhir,” tambah Asep.

Mendapat sambutan yang begitu baik membuat Rommy senang bukan main. Artinya, konsep Jeera sudah bisa masuk ke masyarakat.

”Awalnya kami memilih kopi adalah karena kopi sudah jadi lifestyle di masyarakat kita,” ungkap pria yang berprofesi DJ (disc jockey) itu.

Di luar lini bisnis kopi, Jeera juga konsisten mengembangkan kerajinan kulit untuk fashion. Rommy membeberkan, Jeera sudah bekerja sama dengan sekolah desain di Amerika Serikat. Mereka tertarik dengan produk tas Jeera yang berkualitas dan dikerjakan para warga binaan.

Dari Jeera di Cipinang, Toha juga tahu apa yang akan dilakukannya setelah bebas. Membuat kedai kopi yang enak dan murah. Sebab, dia ingin sekali menepis anggapan bahwa kopi enak itu pasti mahal.

Hingga saat ini sudah sekitar seratus warga binaan dididik jadi barista di Jeera Coffee House yang terletak di Rutan Cipinang. Berkat keterampilan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News