Bekas Hotel Toegoe Jogja, Riwayatmu Kini, Milik Keluarga Probosutedjo?
jpnn.com - Kondisi bangunan bekas Hotel Toegoe Jogja kian memprihatinkan. Tak terawat dan terbengkalai. Padahal bangunan itu menyandang status benda cagar budaya (BCB).
Letaknya pun di lingkungan cagar budaya. Tepatnya di Jalan Margo Utomo, di sebelah timur Stasiun Tugu Jogja.
Rumput ilalang banyak tumbuh di sekitar bangunan itu. Menunjukkan tak tersentuh manusia sekian lama. Bangunan utamanya tampak usang. Beberapa bagian atap berlubang termakan usia dan cuaca.
“Memang kondisinya seperti itu. Karena sudah lama tidak dipakai. Ada yang bocor atapnya,” ungkap Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jogjakarta Ari Setyastuti.
Jika tak segera ditangani Ari khawatir atap bangunan roboh. Dan merembet ke bagian bangunan lainnya.
Padahal bangunan tersebut sarat akan nilai sejarah. Dari penelusuran Radar Jogja, bangunan tersebut dibangun awal abad XX (sebagian literatur menyebut akhir abad XIX). Dibangun setelah pembangunan Stasiun Lempuyangan (1875) dan Stasiun Tugu (1880).
Di masa kepemimpinan Sultan Hamengku Buwono VII (1877-1921). Total luas bangunannya 1.527,63 meter persegi. Berada di atas lahan seluas 6.320 meter persegi. Bangunan bernuansa kolonial itu semula bernama NV Grand Hotel de Djogja. Lalu diubah menjadi NV Narba.
Bangunan itu juga menjadi saksi bisu perang perjuangan kemerdekaan RI. Hotel Toegoe menjadi salah satu sasaran pejuang dan TNI dalam Serangan Oemoem 1 Maret 1949.