Bekas Neo-Nazi Kembali ke Australia Setelah Perang di Ukraina
Pertempuran itu sangat dekat, kata Tilling, dengan tentara harus melakukan jam malam enam jam untuk menghentikan musuh berlari melintasi parit mereka.
"Kami sudah kehabisan nyali kami dalam lumpur dan perbedaan antara garis adalah sekitar 120 meter," katanya.
"Kami bisa mendengar mereka berbicara bahasa Rusia dari parit kami, kami bisa melihat bunker mereka, kami bisa melihat parit-parit mereka jelas terang benderang."
Seragam mereka tidak dibuat untuk suhu dingin dan salju, dan makanan dan air langka.
Legiun itu hidup dari roti basi dan biskuit.
"Saya kehilangan sekitar 10 kilogram saat saya berada di parit-parit di sana. Keadaan mental, jelek sekali," kata Tilling.
"Tentu saja bukan itu yang saya harapkan, dan saya akan katakan kepada semua orang Australia yang berpikir pergi ke sana berperang untuk berpikir dengan hati-hati tentang apa yang ingin mereka lakukan, apakah itu sesuatu yang ingin mereka tanggung."
- Jumlah Penularan Kasus HMPV Terus Bertambah di Tiongkok, Virus Apa Ini?
- Dunia Hari Ini: Facebook dan Instagram Akan Berhenti Menggunakan Mesin Pengecek Fakta
- Dunia Hari Ini: PM Kanada Justin Trudeau Mundur karena Popularitasnya Menurun
- Program Makan Bergizi Gratis Diharapkan Menyasar Anak Indonesia di Pedalaman
- Dunia Hari Ini: Etihad Batal Lepas Landas di Melbourne karena Gangguan Teknis
- Kabar Australia: Sejumlah Hal yang Berubah di Negeri Kangguru pada 2025