Bekasi Bentuk Sukarelawan Perlindungan Anak dan Perempuan
jpnn.com, BEKASI - Berbagai kasus kekerasan terhadap anak terus meningkat di berbagai daerah, salah satunya di Kota Bekasi, Jawa Barat.
Teranyar, kasus pembunuhan disertai kekerasan seksual terhadap GH (9) oleh tetangganya sendiri di Kampung Ciketing Udik, Bantargebang.
Hal itu mendorong puluhan kader Posyandu Kecamatan Rawalumbu membentuk Relawan Perlindungan Anak dan Perempuan Pelita.
Pembina Pelita Adelia mengatakan, tujuan didirikannya sukarelawan ini untuk memberikan penyuluhan, pendampingan serta edukasi kepada masyarakat, terutama tentang pola asuh anak yang benar.
Sukarelawan Pelita menggandeng Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Bekasi sebagai lembaga yang dikhususkan untuk melindungi perempuan dan anak.
"Kami menyadari bahwa membantu itu kalau tidak sesuai koridor tetap salah jadi harus sesuai koridor. Jadi, kami menggandeng KPAD," kata Adelia, dalam keterangannya, Senin (10/6).
Dengan adanya dukungan KPAD, lanjut Adelia, diharapkan bisa cepat membantu jika ada kasus berkaitan anak dan perempuan di masyarakat.
"Kalau tidak ada payung hukumnya, salah nanti. Harapannya dengan adanya KPAD, apa pun permasalahannya ada pendampingan lebih cepat," tuturnya.
Puluhan kader Posyandu Kecamatan Rawalumbu, Bekasi, membentuk Relawan Perlindungan Anak dan Perempuan Pelita.
- Pemkot Tangerang-KPPPA Sepakati Komitmen Penghapusan Kekerasan terhadap Anak & Perempuan
- Diplomasi Parlemen, Fraksi PKS Perjuangkan Perlindungan & Kesejahteraan Anak ke Markas PBB
- BNPT Beri Perlindungan Khusus Kepada Anak Korban Terorisme
- Kak Seto Beri Penghargaan ke Pemkab Hingga Polres Jember
- Waka MPR Minta Pemerintah Tingkatkan Perlindungan Anak dari Ancaman Kekerasan
- Upaya KPAD Menekan Angka Kekerasan Terhadap Anak di Bekasi