Bekerja di Pedalaman Australia Mengubah Persepsi Orang Indonesia Tentang Masyarakat Aborijin

Bekerja di Pedalaman Australia Mengubah Persepsi Orang Indonesia Tentang Masyarakat Aborijin
Bekerja di Pedalaman Australia Mengubah Persepsi Orang Indonesia Tentang Masyarakat Aborijin
Bekerja di Pedalaman Australia Mengubah Persepsi Orang Indonesia Tentang Masyarakat Aborijin Photo: Anak bermain sepeda di Papunya. (ABC News: Claire Campbell)

Menurut Bayu, masyarakat di Papunya sering menghadapi masalah dalam pengasuhan anak.

"Banyak anak yang malas untuk datang ke sekolah. Sehingga ada petugas yang khusus datang dengan bis untuk menjemput anak-anak yang malas sekolah setiap pagi," kata Bayu.

"Biasanya kalau ada masalah pada anak, adalah tugas paman dan bibi yang mendisiplinkan. Mereka akan dibawa pergi ke bush (hutan semak). Di sana kami tidak tahu apa yang terjadi."

Perubahan tradisi dan masalah alkohol

Awalnya kontrak mereka bekerja di Papunya hanya tiga bulan, namun karena ada peralihan manajemen, manajer toko meminta mereka untuk bertahan satu bulan tambahan.

Selama empat bulan Bayu dan Yutthika melihat persoalan berkaitan dengan masyarakat aborijin sangat tidak sederhana, berkaitan dengan situasi yang sudah terjadi ratusan tahun.

"Pada dasarnya mereka masyarakat nomaden yang berburu, lalu kemudian dimukimkan dan mengonsumsi makanan ala barat yang sama sekali berbeda," kata Bayu.

"Kalau melihat foto-foto orang aborijin zaman dulu mereka terlihat kekar, tapi sekarang mereka banyak mengalami masalah obesitas."

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News