Bekerja di Studio, Diatur-atur Anak Buah
Selasa, 09 Februari 2010 – 06:14 WIB
Kantor Karni terletak di lantai 1. Dia lantas mengajak Jawa Pos masuk ke ruang kerjanya. Di ruang itu terdapat lima TV. Dua di antaranya khusus untuk saluran TV One. Melalui TV-TV itulah, Karni memantau televisi yang dia pimpin.
Di TV One, pria bernama lengkap Sukarni Ilyas itu menjabat direktur pemberitaan olahraga dan produksi. Jam terbangnya di bidang jurnalistik tak diragukan lagi. Dia mengawali karir sebagai wartawan di Suara Karya pada 1972. Kemudian dia bergabung dengan majalah Tempo pada 1978, hingga menduduki jabatan redaktur pelaksana. Basis pendidikannya sebagai sarjana hukum lulusan Universitas Indonesia (UI) membuat dia sangat piawai dalam bidang hukum. Ini membuat dia ditugasi memimpin majalah Forum pada 1991?1999. Setahun berikutnya, dia menjadi komisaris di majalah tersebut.
Setelah malang melintang di media cetak, Karni mulai menjajal media layar kaca. Dia masuk ke SCTV, memimpin program berita Liputan 6. Selama enam tahun (hingga 2005), Karni berhasil menjadikan Liputan 6 sebagai program berita terkemuka di tanah air.
Dari SCTV, pria kelahiran Bukittinggi, Sumatera Barat, itu lantas pindah ke ANTeve (kini ANTV) pada 2005. Berkat tangan dinginnya dan berkat sentuhan lobinya ke sejumlah pihak (terutama di kepolisian), banyak tayangan eksklusif lahir dari liputan dan ketajaman naluri kewartawanannya. Di ANTV, Karni hanya dua tahun. Dia kemudian dipercaya membenahi TV One yang saat itu baru saja diambil alih keluarga Bakrie.
Penonton TV One pasti tidak asing lagi dengan sosok Karni Ilyas. Pria 57 tahun ini memang sering menjadi host untuk beberapa acara di televisi swasta
BERITA TERKAIT
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas