Bekerja di Studio, Diatur-atur Anak Buah
Selasa, 09 Februari 2010 – 06:14 WIB
Apa yang dia rasakan setelah puluhan tahun berkarir di jurnalistik dengan jenis media berbeda" Kata Karni, setiap media yang dia tangani memiliki rasa yang berbeda. Menangani koran atau majalah berbeda dengan televisi. "Di koran tiap hari deadline. Majalah lebih enak lagi, deadline-nya tiap minggu. Kalau televisi tiap detik adalah deadline," katanya.
"Berita bisa berubah tiap detik. Seperti itu misalnya (dia menunjuk layar televisi yang berada di depan meja kerjanya). Meski sedang siaran langsung (saat itu ada pembacaan duplik Antasari Azhar di sidang pembunuhan Nasrudin), tapi tiba-tiba ada kejadian bom meledak. Kita harus bisa memutuskan dengan cepat. Kalau memang perlu dipotong acaranya, ya dipotong," jelasnya. Karni mengaku bekerja di TV lebih enjoy.
Meski menjadi orang nomor satu di jajaran redaksi TV One, Karni masih sering muncul sebagai host. Beberapa acara yang dia pandu adalah: Di Balik Langit Berita, Jakarta Lawyers Club, serta Catatan Hukum Bang One. Acara yang disebut terakhir ini malah membuat namanya semakin dikenal. Orang yang semula tidak tahu siapa Karni Ilyas, akhirnya jadi tahu dan menyebutnya Bang One.
Itu karena tokoh kartun Bang One dibuat mirip dirinya. Bentuk wajah, lengkap dengan kacamata, dibikin mirip Karni. Selain itu, suara Bang One, diisi oleh suara Karni. Maka, semakin lengkaplah imajinasi penonton mengarah ke Karni ketika menyaksikan tokoh kartun Bang One.
Penonton TV One pasti tidak asing lagi dengan sosok Karni Ilyas. Pria 57 tahun ini memang sering menjadi host untuk beberapa acara di televisi swasta
BERITA TERKAIT
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas