Bela Negara, Menhan: Otaknya yang Dilatih!
jpnn.com - JAKARTA - Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu menegaskan, program Bela Negara tidak sama dengan wajib militer (wamil). Kalau wamil menurut Menhan, warga negara disuruh latihan perang seperti tentara.
"Program bela negara ini agar bagaimana otaknya tidak dicuci orang, tetap setia pada negara ini," kata Ryamizard Ryacudu di Gedung DPR, Senayan Jakarta, Senin (19/10).
Program Bela Negara, lanjut dia, dimulai dari sekolah dasar. Jadi yang harus disiapkan itu kurikulumnya. "Bukan pakai payung hukum, tapi pakai kurikulum," tegasnya.
Lebih lanjut, Ryamizard Ryacudu memuji program bela negara yang berlangsung di Korea Utara dan Korea Selatan. "Kalau kita lihat di dua Korea itu luar biasa program bela negara itu," tegasnya.
Selain itu, purnawiran TNI jenderal bintang empat itu membantah anggapan warga negara yang mengikuti program Bela Negara akan digembleng fisiknya.
"Siapa yang bilang latihan fisik? Otaknya yang dilatih sehingga dia cinta kepada bangsa dan bangga kepada negaranya. Kalau dia sudah cinta dan bangga, apapun yang diminta bangsanya dia siap membela bahkan dia siap berkorban. Kaya Pramuka itu loh, ditajamkan lagi. Anak kecil saja boleh, masa orangtua tidak boleh?" imbuhnya. (fas/jpnn)
JAKARTA - Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu menegaskan, program Bela Negara tidak sama dengan wajib militer (wamil). Kalau wamil menurut
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kemendagri Apresiasi Kinerja Pj Gubernur Sumut, Luar Biasa
- 5 Berita Terpopuler: Pernyataan BKN Keluar, Kepastian Besaran Gaji PPPK Paruh Waktu Ada tetapi Tanpa Tunjangan, Waduh
- Gaji PPPK Paruh Waktu Rp 3,8 Juta, Jam Kerja Part Time Belum Jelas
- Peradi Masih jadi Pilihan Utama Calon Advokat Untuk Ikuti PKPA
- Masjid Indonesia Pertama di Yokohama Jepang Resmi Dibangun
- KAI Properti Dukung Pelestarian Lingkungan Melalui Aksi Tanam Pohon