Belajar dari Al-Ghazali tentang Memandang Hubungan Sains dan Agama

Belajar dari Al-Ghazali tentang Memandang Hubungan Sains dan Agama
Ulil Abshar Abdalla. Foto: Instagram Ulil


Al-Ghazali memandang sains

Ulil mengatakan, Al-Ghazali dalam memandang sains memiliki keunikan. Selama ini, penulis kitab Ihya Ulumudin itu justru dituduh sebagian orang sebagai ‘pembunuh’ filasafat.

Namun, kenyataannya tidak demikian. “Orang yang berpendapat begitu, pasti tidak pernah sungguh-sungguh membaca karya-karya Al-Ghazali,” ujar Ulil.

Al-Ghazali membagi sains menjadi enam bagian. Pertama, riyadiyyat atau ilmu matematika. Kedua, manthiqiyyat atau ilmu logika. Ketiga, thobi’iyyat yaitu ilmu fisika.

Kata Alghazali, ketiganya ini tidak ada urusan dengan agama. Semua itu diterima dalam Islam. Karena itu netral isinya.

Keempat, lanjut Ulil, adalah akhlaqiyat atau filsafat moral tentang aturan baik buruk. Kelima siyasiyyat, yakni tentang ilmu politik atau bernegara. Al-Ghazali menilai, baik akhlaqiyat maupun siyasiyyat keduanya tidak ada masalah dalam garis besar.

Yang menjadi masalah, kata Ulil, adalah ilmu filsafat yang spesifik terkait poin keenam, yaitu ilahiyyat atau kaitannya dengan aqidah.

“Terkait pandangan orang Yunani mengenai masalah ketuhanan, itu yang bermasalah dari sudut aqidah Islam,” kata Ulil.

Pemikir Islam Ulil Abshar Abdalla mengungkapkan Al-Ghazali memandang sains memiliki keunikan tertentu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News