Belajar dari Gempa: Jantung Bumi Kemungkinan Lebih Lunak
Jaringan global dari instrumen yang disebut seismometer menangkap getaran yang bergerak mengelilingi dan melalui Bumi.
Teknik ini sama sekali tidak baru; sebab seismometer telah dikenal sejak tahun 1880.
Sampai tahun 1930-an, para ilmuwan percaya bahwa perut Bumi menyimpan bebatuan cair di tengahnya, diselimuti mantel padat dan ditutup lapisan kerak.
Setelah gempa magnitudo 7,29 tahun 1929 di Selandia Baru, instrumen seismometer di Eropa mencatat gelombang yang tak mungkin terjadi jika inti Bumi itu cair.
Ahli seismologi Denmark Inge Lehmann menduga bahwa pasti ada komponen padat di suatu tempat dalam perut Bumi.
Pada tahun 1936, Lehmann menerbitkan hasil penemuannya: Bumi memiliki inti terdalam.
Beberapa tahun kemudian, fisikawan AS Francis Birch menemukan teori bahwa inti terdalam Bumi ini terbuat dari besi padat.
Sampai kini orang menganggap bagian luar inti terdalam yang cair diatur dalam kolom yang berputar, menghasilkan medan magnet Bumi.
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata