Belajar dari Orang Jepang Bagaimana Bersiap Sambut Bencana (2)
Unit Kepala Anjing Cairkan Ketegangan Dua Negara
Sabtu, 28 Februari 2009 – 08:10 WIB
Dalam bertugas, mereka juga dilengkapi night vision glasses untuk melihat dalam kegelapan dan sistem pelacakan korban berdasar gelombang elektromagnetik yang disebut Sirius. ''Prinsipnya, teknologi membantu. Tapi, kemampuan manusia yang mengoperasikan tetap nomor satu,'' ungkapnya.
Yoshiki yang tinggal di Tokyo itu lalu mengajak ke kolam tempat latihan selam sedalam 25 meter. Pemadam juga berlatih menyelam? Ditanya seperti itu, dia mengangguk. ''Kami unit khusus sehingga juga harus siap menangani korban tenggelam. Misalnya, di Teluk Tokyo (Tokyo Bay),'' tuturnya.
Dalam bekerja, mereka dibagi tiga sif. ''Jika ada panggilan kebakaran, kami siap digerakkan dalam satu menit,'' katanya.
Saat Jawa Pos berkunjung (20/2), Tokyo Hyper Rescue sedang melatih sekelompok mahasiswa sukarelawan. Mereka diajari tentang pertolongan pertama pada kecelakaan dan metode evakuasi. ''Kami juga sering diminta negara-negara lain untuk melatih tim pemadamnya. Misalnya, di Thailand,'' tuturnya.
Selain bencana alam, pemerintah Jepang sangat waspada bahaya kebakaran. Mereka punya tim khusus yang diberi nama Tokyo Hyper Rescue. Tak sembarang
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala