Belajar dari Pemimpin Filipina

Belajar dari Pemimpin Filipina
Belajar dari Pemimpin Filipina

Meski demikian, Filipina akan memasuki titik "manis" demografis di tahun 2015, ketika mayoritas penduduknya memasuki usia pekerja.

Korupsi tetap menjadi masalah utama. Tapi Aquino memiliki keberanian untuk mengatasi kepentingan pribadinya.

Bahkan pendahulunya, Gloria Macapagal Arroyo masih belum terhindar dari tuduhan korupsi di tahun depan. Ini membuktikan bahwa tidak ada yang lebih tinggi dari hukum.

Memang benar, peringkat Indeks Persepsi Korupsi Filipina mengalami perbaikan, dari ranking 134 di tahun 2010 naik ke urutan 94 di tahun 2013 (Indonesia berada di ranking 114).

Aquino juga menantang kepentingan agama yang kuat, yaitu ketika Gereja Katolik tidak sepakat atas RUU Kesehatan Reproduksi, yang salah satunya adalah pemberian kemudahan akses alat kontrasepsi.

Langkah ini sangat diperlukan mengingat Filipina memiliki pertumbuhan populasi yang tertinggi di Asia, yaitu 1,9% dibandingkan China 0,6%. Jelas, ini semakin memperburuk angka kemiskinan.

Namun, pengaruh Aquino sudah melampaui jauh dari urusan dalam negeri. Isu pemberontakan di Selatan Filipina sejak 40 tahun silam mungkin berakhir di bawah kepemimpinan Aquino.

Satu rencana sedang dibuat untuk mengembangkan wilayah otonomi Islam di sana menjadi sebuah entitas khusus yang dinamakan "Bangsamoro".

MUSIM kampanye pemilu di Indonesia sudah dekat. Satu nasehat saya, para calon presiden di Indonesia perlu mengamati dan belajar dari Filipina. Berbeda

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News